Saturday, November 24, 2007

Cita-citaku

Cita-citaku adalah menjadi dokter, aku mau menjadi dokter ahli kanker karena ingin membantu orang sembuh dari kankernya dan aku juga mau mendapat hadiah Nobel di bidang kedokteran. Banyak oom & tanteku menjadi dokter tapi bukan sebagai dokter ahli kanker.

Caranya aku menjadi dokter ahli kanker adalah belajar dengan baik supaya bisa masuk jurusan kedokteran sewaktu aku kuliah, tapi cita-cita itu tidak mudah dicapai, aku harus mengalami nilai yang kurang bagus dan tidak seimbang dengan nilai yang bagus tapi aku harus berusaha supaya mencapai cita-citaku.

Oh ya aku mau menjadi dokter muncul sewaktu aku pergi ke sebuah rumah sakit, rumah sakit itu bagus sekali, aku mengatakan kepada ibuku bahwa aku akan memasuki kedokteran ibuku bilang “Kamu harus belajar giat supaya bisa memasuki kedokteran, terutama matematika.”

Jadi aku terus belajar giat tapi hasilnya kurang bagus mungkinkah aku kurang motivasi? Tapi sekarang pelajaran matematika menyanangkan bagiku jadi mungkin aku agak gampang mencapai cita-citaku yaitu menjadi dokter ahli kanker.

My English Speech

20 April 2007

Hello friends, how are you? I’m fine. My name is Miko, and I want to make a speech about Jakarta city, the place where we live.

Jakarta is the capital of Indonesia. Many years ago, it is known as Batavia, but then it changed into Jakarta. Jakarta province is lead by Governor Sutiyoso, and it is divided into 5 cities, those are Central Jakarta, North Jakarta, East Jakarta, West Jakarta, and South Jakarta. Each city is lead by a mayor.

Many people come to Jakarta to look for jobs and pleasures. The interesting places in Jakarta, such as Ancol beach, TMII, the National Monument, and many more, attract people from many cities in Indonesia to come to the big city.

Otherwise, because there are many cars, industries, and garbages, Jakarta becomes a much polluted city. Air, water, and garbage pollution makes the governor to develop a good public transportation, such as the transjakarta, and other cars that use gas fuel.

I like live in Jakarta if the air and water is clean and we can have good health.

That is my speech.

Thank you for listening.

HASIL WAWANCARA TENTANG PROSES PEMBANGUNAN BUSWAY/TRANSJAKARTA

20 April 2007

oleh : Miko (kelas VI)

S. R. Pandiangan (72 Thn), ibu rumahtangga :
“Bikin macet, tapi ada baiknya karena kita bisa pergi kemana-mana”

Joan Juliana (17 Thn), pelajar SMU :
“Bagus, soalnya bisa tertib lalu lintas”

A. G. W. Sitorus (47 Thn), karyawan BUMN :
“Pembangunannya bikin macet dan boros bensin”.

Lelia Radjino (41 Thn), konsultan:
“Baik juga karena bisa mengurangi kemacetan lalu lintas di masa yang akan datang”

Rina (45 Thn), pedagang makanan :
“Baik untuk kelancaran lalu lintas”

Romo Yosef (29 Thn), rohaniwan/pastor :
“Baik-baik saja. Saat pembangunannya sedikit merepotkan, tapi kalau sudah jadi akan bagus”

Sinta S. (35 Thn), konsultan/peneliti :
“Jalan macet, informasi kurang jelas. Pembangunannya berhari-hari, berbulan-bulan, berminggu-minggu, itu pun bisa mengakibatkan pemborosan bensin di jalan, jadi kita menjadi rugi”

Daisy Bimo (39 Thn), desainer grafis :
“ Bikin macet, bikin ngantri, polusi, kemacetan dimana-mana”

Widowati (39 Thn), arsitek dan desainer grafis:
“Bagus karena akan memberikan fasilitas lengkap supaya masyarakat bisa merasakannya, dan keamanannya terjamin.”

Sussana (29 Thn), penyiar radio :
“Setuju, dengan adanya busway menjadi nyaman”

Lusiana (31 thn), Staf Pemasaran :
“Bagus soalnya busway bisa tidak macet, dan punya pemberhentian khusus”

Permadi Indra Yoga (39 Thn), karyawan swasta :
“Setuju dibangun busway karena bisa tidak kena macet jadi bisa datang ke tempat kerja lebih cepat daripada pakai mobil, dan bisa irit bensin”

Thomas Arunditya (37 Thn), karyawan swasta :
“Bikin macet, tapi bisa juga untuk transportasi yang nyaman”

Linda Mutiara (35 Thn), ibu rumah tangga :
“Tambah macet, tapi enak kalau sudah jadi”.

Patricia (8 Thn), pelajar SD :
“Biasa-biasa saja, baik dan bagus untuk masyarakat karena bisnya bagus-bagus”

Rachmi Tadjoedin (39 Thn), pengusaha :
“Kadang cukup mengganggu, karena macet”

Iwan Setiawan (41 Thn), karyawan swasta :
“Agak lama pembangunannya, dan bikin macet”

A. Y. Rajino (75 Thn), konsultan/peneliti :
“Baik-baik saja, asal pengerjaannya cepat. Bus harus cepat siap supaya memadai bagi konsumennya”

Theresia Sri S. (78 Thn), ibu rumah tangga :
“Baik untuk mengurangi kemacetan. Jadi dengan demikian orang memakai mobil itu bisa berganti memakai busway”

Dessianti R. (39 thn), desainer grafis :
“Kalau sudah jadi, bisa berguna bagi banyak masyarakat. Tapi masih belum menjangkau daerah-daerah perumahan. Pada saat pembangunan, kurang rapi sehingga macet dimana-mana”